Mengucap Syukur di Tengah Masa Sukar
Kalangan Sendiri

Mengucap Syukur di Tengah Masa Sukar

Lori Official Writer
      2206

Ayat Renungan: 

Efesus 5: 20, “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.”

Yakobus 1: 3-5, “…sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun. Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, — yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit —, maka hal itu akan diberikan kepadanya.”

 

Di akhir tahun seperti ini ada banyak sekali orang-orang, termasuk kita mulai menghitung pertolongan dan kebaikan Tuhan yang kita alami di sepanjang tahun ini. Selain merasakan kemurahan Tuhan, kita juga pasti mengalami masa-masa yang kurang mengenakkan atau masa sukar.

Hari ini kita mau bicara tentang mengucap syukur di tengah masa sukar. Pastinya kita memerlukan keteguhan hati untuk bisa melakukannya. Tapi hari ini kita mau melihat bagaimana Tuhan benar-benar bisa bekerja di tengah masa-masa sukar yang kita lalui. 

Efesus 5: 20, “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.” Mengucap syukur di dalam “segala sesuatu” bisa dalam dua bentuk yaitu sesuatu yang baik maupun yang kurang baik. Artinya tidak ada pilihan bagi anak-anak Tuhan untuk hanya memilih yang baik supaya mengucap syukur. Karena di tengah hal yang tidak baik pun terjadi, kita harus mengucap syukur. 

Dengan kita tetap mengucap syukur dalam segala sesuatu, artinya kita sedang menunjukkan iman percaya kita kepada Tuhan. Kita juga belajar untuk menggantungkan hidup kita kepada kuasa Tuhan bahwa Dia sanggup menolong kita.

Ada 3 alasan penting kenapa kita harus mengucap syukur di tengah masa sukar:

Pertama, membantu kita memiliki hati yang tekun. Yakobus 1: 3 berkata demikian, “…sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.” Seseorang yang bisa mengucap syukur ketika berada di tengah masa sukar akan memiliki kemampuan untuk meresponi segala sesuatu dengan tenang, sabar, konsisten dan tekun. 

Kedua, menjadikan kita dewasa secara rohani. Orang yang bersyukur di masa sukar akan menahan dirinya dari sikap menuntut, kepahitan, kecewa dan menyalahkan orang lain. Tetapi dia akan menerima masalah dan menjadikannya pelajaran untuk memperbaiki diri, mengasihi dan mau mengampuni orang lain. Hal inilah yang membuatnya semakin dewasa secara rohani. Yakobus 1: 4, “Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.”

Ketiga, menjadi penuh dengan hikmat Tuhan. Saat seseorang menghadapi masa sukar, penting sekali untuk mengandalkan hikmat Tuhan. Karena itu Tuhan akan sangat mudah bekerja di tengah kehidupan seseorang mengucap syukur dan tekun meminta hikmat-Nya. Yakobus 1: 5, “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, — yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit —, maka hal itu akan diberikan kepadanya.”

Saat kita mengizinkan Tuhan mengucap syukur di tengah masa sukar, percayalah kita akan dibentuk menjadi orang-orang yang tekun, dewasa secara rohani dan dipenuhi hikmat. Sehingga dunia akan mencari orang-orang yang memiliki ketiga hal ini.

 

Action: Apa masa-masa sulit yang saat ini sedang kamu hadapi? Dari renungan pagi ini langkah konkrit apa yang bisa kamu ambil untuk bisa mengucap syukur di tengah masa sukar? Bagikan kepada keluarga atau teman-teman terdekatmu untuk mendapat dukungan dari mereka.

Ayat Hafalan: Efesus 5: 20, “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.”

Hak cipta @Maria Kaesmetan

Ikuti Kami